Latest News

Thursday, 30 June 2016

Misteri Batu Raksasa di Sulawesi Tengah


Situs Megalitikum (dok. Farchan Noor Rachman/ACI)

Situs Megalitikum

Misteri Batu Raksasa di Sulawesi Tengah

Situs megalitikum yang misterius di Indonesia, tidak hanya di Gunung Padang, Cianjur. Di Doda, Sulawesi Tengah, wisatawan juga bisa melihat kumpulan batu misterius yang serupa.
Doda adalah sebuah desa yang terletak di lembah daratan Kabupaten Lore Utara, Sulawesi Tengah. Lanskap desa ini begitu indah karena dikelilingi pegunungan hijau, bernama Lore.
Sepanjang mata memandang, Anda akan disuguhkan dengan hamparan padang rumput hijau. Tak ketinggalan padang ilalang yang mempercantik pandangan mata.
Tapi di balik itu semua, Doda menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Ada banyak batu besar yang berdiri tegak di atas tanahnya. Hamparan batu ini tersebar di dua situs berbeda, dan sampai sekarang belum diketahui asal muasal yang pasti. Konon, batu tersebut merupakan batu yang berasal dari zaman megalitikum.
Situs pertama yang bisa dikunjungi di Doda adalah Pokekea. Di situs Pokekea, wisatawan bisa melihat batu-batu besar bulat yang tersebar di padang rumput. Jika diperhatikan, ada juga batu relief yang menggambarkan daun.
Sampai sekarang, tidak ada yang tahu fungsi batu tersebut secara pasti. Masyarakat setempat percaya kalau batu tersebut merupakan batu tempat mandi raja. Tetapi ada juga yang mengatakan batu tersebut merupakan tempat minum raja.
Patung batu di Pokekea juga ada yang mirip dengan manusia. Patung manusia ini memiliki ukiran wajah yang khas. Uniknya, ternyata ukiran wajah ini tidak hanya ada di Pokekea saja, tetapi juga di berbagai situs Megalitikum yang tersebar di Lembah Doda

Kumpulan batu zaman Megalitikum (dok. Farchan Noor Rachman/ACI)

Kumpulan batu zaman Megalitikum

Patung mirip manusia ini disebut masyarakat dengan nama patung suami istri. Disebut demikian karena patung ini berpasangan dan mirip pasangan suami istri.
Dari Pokekea, perjalanan menyusuri batu megalitikum Doda bisa dilanjutkan ke situs Tadulako. Dalam bahasa Lore, Tadulako berarti raja.
Sama seperti situs Pokekea, batu megalitik yang ada di Tadulako tersebar merata di atas tanah. Tapi ada satu yang membedakan dan cukup menarik perhatian, yaitu batu manusia setinggi 2 meter. Wow!

http://images.detik.com/customthumb/2012/05/24/1025/img_20120524190608_4fbe24309a570.jpg?w=600

Untuk mencapai tempat ini, wisatawan bisa memulai perjalanan dari Kota Palu. Waktu tempuh menuju Doda cukup panjang, yaitu sekitar 3 jam dengan jarak sekitar 157 km.
Siapkan fisik Anda, capailah Doda, dan pecahkan misterinya.

http://images.detik.com/customthumb/2012/05/24/1025/img_20120524190600_4fbe242859494.jpg?w=600




sumber :http://travel.detik.com/read/2012/05/24/190621/1924173/1025/misteri-batu-raksasa-di-sulawesi-tengah?991104topnews

Ini Alasan SCTV Ngotot Rebut Hak Siar Liga Champions


http://i105.photobucket.com/albums/m214/theglint/Building.gif

Ini Alasan SCTV Ngotot Rebut Hak Siar Liga Champions

Stasiun televisi nasional SCTV bersiap menyiarkan Liga Champions tahun depan, dengan merebut hak siar dari RCTI milik Hary Tanoesoedibjo. Mereka beralasan, sebagai televisi nasional penting untuk menyiarkan olah raga yang ditonton banyak orang.

"Alasannya, olah raga itu dilihat banyak orang. Mau tidak mau ini proses awal dengan menggaet Liga Champions," jelas Komisaris SCMA Fofo Sariaatmadja, usai Rapat Umum Pemegang Saham perseroan, di Jakarta, Kamis (24/5/2012).

Ia menambahkan, hak siar Liga Champions telah menjadi hak SCTV hingga 2015. Kini perseroan tengah melakukan negosiasi terkait harga hak siar kepada UEFA.

"Akan disiarkan mulai 2013-2015, dalam proses negosiasi," tambah Direktur Keuangan SCMA, Grace Wiranata.

Kabar perebutan hak siar Liga Champion antara SCTV dan RCTI telah lama terdengar. Televisi pimpinan Hary Tanoe ini menjadi langganan penyiar Liga Champion kini harus rela direbut SCTV. Surya Citra Media menurut sumber, rela mengeluarkan dana Rp 1 triliun untuk pembelian hak siar tersebut.

SCTV Tidak Tinggalkan Sinetron Demi Olah Raga

Meski telah mendapatkan hak siar Liga Champions, SCTV tidak lantas meninggalkan konten sinetron dan film televisi (FTV) yang selama ini menjadi andalan perseroan. Siaran olah raga dan sinetron akan berjalan bersamaan dan menawarkan sajian inovatif.

"Kata siapa minat masyarakat rendah? Tetap tinggi. Sinetron tetap nomor satu dan FTV jadi program unggulan," tutur Fofo.

"Kami akan terus melakukan pembaharuan terhadap tema-tema siaran FTV," tegasnya.

Atas kombinasi tema siaran ini, SCTV bertekad menyalip peringkat RCTI yang selama ini dikenal sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia. "SCTV ingin nomor satu. Tahun lalu market share RCTI 17,7% dan SCTV 15,8%," paparnya.

Pada bagian lain, Fofo menerangkan, usai PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengambil kepemilikan secara resmi PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) membawa kepercayaan tinggi pada bisnis penyiaran. Indosiar dan SCTV akan berkolaborasi menghasilkan tayangan berkualitas.

"Antara SCTV dengan Indosiar adalah berjalan secara sinergi, bukan saling kanibal. Siaran keduanya inovatif. Kenapa karena market SCTV adalah kelas A,B,C sedangkan Indosiar C dan D," pungkasnya.




sumber :http://finance.detik.com/read/2012/05/24/175400/1924113/6/ini-alasan-sctv-ngotot-siaran-liga-champhion?991104topnews